Tarim dan Keistimewaannya

Jumhuriah Al-Yamaniyah atau yang biasa disebut dengan Republik Yaman adalah salah satu negara yang terletak di Jazirah Arab kawasan Asia Barat Daya. Negara in bertetanggaan dengan Arab Saudi di sebelah Utara, Laut Merah di sebelah Barat, Laut Arab dan Teluk Aden di sebelah selatan dan negara Oman di sebelah Timur. Penduduknya terkenal sebagai masyarakat yang ramah dan memliki hati yang lembut, bahkan penduduk Yaman berbondong-bondong memasuki Agama Islam semenjak awal risalah Islam sampai kepada mereka.
Salah satu dari sekian banyak tempat di negeri Yaman yang penduduknya terkenal dengan kelembutan hati serta kesantunan tutur kata adalah Kota Tarim. Kota yang terletak di Provinsi Hadharamaut, terletak 40 km dari Bandara Seiyun. Menurut sejarah, kota Tarim dahulunya merupakan sebuah wilayah di dalam pemerintahan kerajaan Saba, yaitu sebuah kerajaan pimpinan Ratu Balqis. Nama Tarim diambil dari nama seorang penguasa pada saat itu yang bernama Tarim bin Hahdhramaut yang diperkirakan hidup tiga ribu tahun sebelum kemunculan Islam.
Keberkahan menghampiri kota Tarim, dari munculnya banyak para ulama dan wali Allah di kota tersebut. Kota Tarim juga sebagai tempat tinggal para alawiyyin keturunan Rasulullah saw.


Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi berkata tentang kesalehan dan ketinggian ilmu para salaf saleh radhiyallahu’anhum yang ada di kota Tarim, “Siapa yang tak kenal kota Tarim? Tarim adalah surga Allah yang ada di muka bumi ini. Aku selalu merindukan kota Tarim, bagaimana tidak? semua sudut di kota itu telah melahirkan para wali Allah. Negeri itu subur akan ulama dan aulia. Tarim adalah salah satu kota di negeri Hadhramaut Yaman. Kota tersebut adalah kota bersejarah dan memiliki banyak kemuliaan dari Allah Swt. berkat doa Khalifah Rosulullah, Sayidina Abu Bakar as-Shiddiq radhiyallahu’anhu”
Kota Tarim yang sejak abad ke-17 dan abad ke-19 memiliki kurang lebih 360 masjid, juga dikenal dengan kota al-Shiddiq karena gubernurnya, Ziyad bin Lubaid al-Anshari, ketika menyeru untuk membaiat Abu Bakar sebagai khalifah kepada penduduk Tarim, mereka adalah yang pertama mendukungnya dan tidak ada seorang pun yang membantahnya. Hingga Khalifah Abu Bakar mendoakan penduduk Tarim dengan tiga permintaan yakni agar kota tersebut makmur, airnya berkah dan dihuni oleh banyak orang saleh.
“Apabila aku bermimpi masuk ke Kota Tarim, maka keesokan harinya hatiku terasa bahagia dan kebahagiaan itu aku rasakan selama 3 hari. Dan bila aku berziarah ke kota itu, maka kebahagiaan itu aku rasakan selama 7 hari 7 malam. Para salafunassholihin banyak menyebut dengan Madinat As-Shiddiq.”
Selain itu, kota Tarim juga diceritakan memiliki tiga keberkahan: yakni keberkahan pada setiap masjidnya, keberkahan pada setiap tanahnya dan keberkahan pada setiap pegunungannya. Semoga keberkahan selalu menghampiri kita sebagai pelajar di kota ini dan semua pencinta Tarim di manapun berada. Amin.

Terus ikuti kami di akun-akun media sosial kami :

Website : https://ppihadhramaut.com/

Instagram : @ppihadhramaut

Youtube : PPI Hadhramaut Channel