PENGUMUMAN JUARA SCMI 3 2017
Assalamualaikum wr.wb. hello sahabat PPI salam perhimpunan…. ๐๐ป
๐๐ป
๐๐ปGimana kabar kalian? Semoga senantiasa dalam lindungan Allah yah
๐
.
.๐ฅ *Juara 2 : Dengan judul naskah “Lelaki Pengibar Bendera” by Susanawati*
.๐ฅ *Juara 3 : Dengan judul naskah “Pelangi di Mata Maria” by Septiani*
.
+967 772 455 277 (Ahmad Rizki/ketua panitia penyelenggara SCMI 3)
Akhir kata, salam perhimpunan dan salam literasi dari bumi Hadhramaut !!! ๐๐ป
๐๐ป
๐๐ป
๐
๐๐ป
๐๐ป
๐๐ป










Sunnah dan Bidโah
Baiklah! Jika memang demikian, zaman yang kita alami saat ini berbeda total dengan apa yang terjadi di masa Rasulullah Saw. Seperti pembangunan masjid sebagai temapat ibadah, tidak sama dengan masjid Nabi yang terbuat dari jerami dan tanah liat. Dulu Nabi menetapkan waktu salat dengan cara-cara tertentu, seperti melihat fajar, lengsernya matahari dari garis katulistiwa, terbenamnya matahari, dan semisalnya. Namun sekarang, kalian bisa mengetahui waktu salat dengan menggunakan aplikasi hp.
Begitu juga adzan dengan menggunakan mikrofon, tidak ada pada zaman Nabi Saw. Jadi, bukan hanya maulid saja yang tidak ada di zaman Nabi, melainkan semua yang mereka lakukan sekarang ini, juga tidak pernah ada di zaman Nabi Saw. Dan itu semua sama-sama berkaitan dengan ibadah dan mungkin sekali untuk disesuaikan dengan apa yang ada pada masa Nabi Saw. Lantas apakah semua itu adalah bidโah, sesat, dan neraka? Tentu saja, hal semacam ini merupakan hasil kesalahan dalam mendefinisikan bidโah itu sendiri.
Definisi bidโah yang dilarang oleh Nabi Saw. adalah melakukan sebuah amalan ibadah dengan perkara yang diharamkan oleh Allah Swt. Sebagai contoh dari bidโah tersebut ialah aksi bom bunuh diri yang mengakibatkan terbunuhnya orang lain dengan alasan mengharap surga. Padahal Allah Swt. telah berfirman,
๏ดฟููู ู ุฃ ู ูู ุฃ ูุชู ุฃ ู ู ู ุฃู ู ูููุง ู ูุชูุนูู ููุฏูุง ููุฌูุฒูุงุคููู ุฌููููููู ู ุฎูุงููุฏูุง ูููููุง ููุบูุถูุจู ุงูููู ุนููู ุฃ ููู ููููุนููููู ููุฃูุนูุฏูู ูููู ุนูุฐูุงุจูุง ุนูุธููู ู ๏ดพ
Artinya, โDan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya, dan Allah murka kepadanya, mengutukinya, serta menyediakan azab yang besar baginyaโ (QS. An-Nisaโ: ).
11
Terus bagaimana dia berkata akan masuk surga, sedangkan ayat tersebut jelas-jelas mengandung larangan untuk membunuh orang lain?! Inilah bidโah yang sesat, yang dimaksudkan oleh Nabi Saw.
Termasuk perkara bidโah yang dilarang adalah โAt-Takfirโ (baca: mengkafirkan orang Islam). Tradisi mengkafirkan orang lain merupakan sebuah keharaman menurut konsensus (baca: kesepakatan) para ulama. Demikian pula mencaci maki para sahabat seperti yang dilakukan oleh orang-orang Syiโah, juga termasuk bidโah yang diharamkan. Membenci sesama umat Islam dan memecahkan persatuan mereka, juga tergolong bidโah. Dengan demikian, Wahabiah, Syiah, ISIS, Al-Qaedah, dan semisalnya adalah al-Mubtadiโah (para ahli bidโah), sebab mereka melakukan keharaman, menganggap, dan menyakini keharaman tersebut sebagai sebuah ibadah. Mereka bukanlah Ahlussunnah, karena Ahlussunnah wal Jamaโah adalah mayoritas umat Islam di seluruh dunia, baik dari kalangan Hanafiah, Malikiah, Syafiโiah, dan Hanabilah. Mereka (Ahlussunnah) disatukan oleh ilmu yang diwariskan oleh Nabi Saw.
DOA PELAJAR YAMAN UNTUK ROHINGYA
TARIM TAK MAU KETINGGALAN
1. Chat WA penulis dgn Habib Umar bin Hamid Ba Alawi
2. Ceramah Syekh Shaleh Bafadal, di Masjid Rubat.
Pelajar Indonesia di Institut Al-Aydrus Tarim Bentuk Wadah Organisasi
PERTEMUAN DENGAN KBRI YAMAN DI PERBATASAN YAMAN – OMAN
Pertemuan tersebut dalam rangka pengambila Paspor WNI yang berada di Yaman. Sebanyak 29 Paspor baru, 3 SPLP, surat jalan, tanda terima Paspor dan titipan surat diterima oleh perwakilan PPI. Sedangkan berkas data pemohon Paspor, biaya pembuatan Paspor, serta surat permohonan legalisir nikah diterima oleh perwakilan KBRI Yaman.
Di pertemuan yang singkat itu, perwakilan PPI menyampaikan sebagian aspirasi WNI yang ada di Yaman terkhusus para Pelajar Indonsia di Yaman. Di antara poin yang disampaikan adalah salam dari para WNI untuk KBRI Yaman, menanyakan kabar para staff KBRI Yaman, pelayanan visa masuk Oman untuk WNI Yaman, kerinduan para WNI kepada KBRI, dll.
Poin-poin tersebut pun dijawab oleh perwakilan KBRI. “Alhamdulillah selama ini para staff KBRI baik-baik saja, sehat semua.” Jawab perwakilan KBRI tersebut. Selain itu katanya, untuk masalah visa Oman yang dinilai mahal bagi WNI Yaman dan untuk Malaysia gratis dikarenakan visa gratis tersebut notebenenya bukan visa biasanya, akan tetapi visa tersebut adalah tergolong visa pengungsi yang hubungannya langsung dengan Kemenlu Oman dan Kemenlu Malaysia. Sedangkan tentang KBRI Yaman yang masih berdomisili di Salalah, Oman dikarenakan mereka belum berani masuk ke negara Yaman denan alasan keamanan Yaman yang masih belum stabil. Untuk itu, sampai saat ini KBRI Yaman masih menghimbau agar WNI Yaman segera ikut program evakuasi pemerintah. Perwakilan PPI menyampaikan bahwa selama ini terkhusus para Pelajar Indonesia yang berdomisili di Hadhramaut selalu aman, lancar tanpa kendala. Kegiatan belajar mengajar berlangsing dengan baik, lancar, tanpa hambatan. “Untuk itu pak, apa tidak mau main sekedarnya menjenguk para WNI yang ada di Hadhramaut, bersilaturahim dan menjelaskan jika ada kabar dari pemerintah Indonesia?” Kata ketua PPI tsb. “Ia mas, bukannya apa-apa ini masalah diplomatik antar negara. Di Yaman tidak ada satu pun Duta Besar kecuali Iran. Itu pun tidak resmi. Semua kedutaan meninggalkan Yaman termasuk Indonesia. Nah, kami tidak mau ambil resiko jika ada salah satu staff kami yang masuk ke Yaman.” Kata perwakilan KBRI tersebut. “Baik kalo gitu, kami yang ingin main ke KBRI di Salalah bagaimana?”. “Itu juga sulit mas, sekarang keorganisasian yang ada di Yaman khususnya PPI kami himbau kalo bisa hanya bergerak di wilayah organisasi tersebut saja. Untuk itu, kami tidak bisa melayani jika itu menyangkut ke luar Yaman.” Jawab KBRI.
Tentang tidak adanya pengangkatan Duta Besar untuk Yaman beberapa waktu lalu oleh Bpk. Presiden lebih tepatnya KBRI Yaman tidak tahu. Akan tetapi jika selama ini Plt. Duta Besar masih bisa mengurusi dengan baik maka tidak perlu untuk mengangkat Dubes baru untuk Yaman.
Selama ini, semenjak konflik, WNI yang ada di Yaman hidup tanpa “orang tua Indonesia” layaknya negara-negara yang lain. Seperti di Suriah, walau konflik masih belum redup, tapi mereka punya “orang tua” yaitu Dubes yang selalu dekat dengan mereka.
Tentang WNI Yaman yang memperpanjang Paspor tidak diperbolehkan untuk mengikuti program evakuasi/pulang gratis dari pemerintah belum sempat tersampaikan. Akan tetapi, KBRI masih menghimbau WNI Yaman untuk segera pulang. Saat ini pun keuangan KBRI difokuskan untuk biaya kepulangan WNI Yaman. “Keuangan KBRI saat ini difokuskan untuk kepulangan WNI mas, makanya yang tadinya ada keuangan pembinaan WNI, pelayanan, dsb tidak diprioritaskan.”
Dan perpanjangan paspor dilayani sebagian besar karena untuk melanjutkan studi para pelajar yanh ada di Yaman. Dan jika sudah selesai program studinya, diharapkan agar segera pulang ke Indonesia.
Selama ini WNI yang ada di Yaman khususnya di Hadhramaut, Tarim dan sekitarnya selalu dilindungi Allah SWT. Belajar, ngaji, kehidupan tenang dan lancar seolah tidak terasa ada konflik sama sekali. Walau pun saat ini, Presiden Yaman masih belum berdomisili di Yaman. Dikabarkan Ia masih berada di Riyadh, Saudi.
Di akhir pertemuan tersebut, KBRI pun menyampaikan salam balik untuk WNI yang ada di Yaman. Semoga Yaman semakin baik dan KBRI bisa kembali masuk lagi ke Yaman. Setelah itu, ia pun pamit menuju Mazyunah, Oman dan akan kembali ke Salalah, Oman.
Saat ini staff KBRI Yaman di Salalah, Oman berjumlah 10 orang. Diketuai oleh Plt. Dubes Bpk. Sulton Sjahrir. Dan segala pelayanan WNI Yaman masih dialihkan kepada PPI.
Akhirnya setelah pertemuan usai, tepat di malam harinya kedua perwakilan PPI tersebut bertolak pulang ke Tarim, Hadhramaut. Perjalanan antar Shahen-Tatim ditempuh oleh mereka selama 11 jam tanpa hambatan dan pastinya Alhamdulillah, aman. (AM)
Pelajar Madura Darul Mushtofa Mengadakan Maulid, Haul Wali Songo & Awliya/Masyayikh Madura
Tarim, Hadhramaut (12/1).
Purnama menampakkan senyumnya. Megar bersimbah cahaya. Para bintang tertunduk bersimpuh ta’dzim di sekitarnya. Karena jika bukan karena Sang Purnama maka tak akan adalah bintang gemerlap keluar dari selendang malam nan pekat.
Seperti halnya tatanan galaksi di atas selendang malam itu. Tepat malam Jum’at itu para Pelajar Indonesia Wilayah Madura yang berada di Pondok Darul Mushtofa mengadakan acara maulid tahunan serta Haul Wali Songo dan Awliya/Masyayikh Madura.
Acara ini dihadiri oleh para Habaib dan Masyayikh Tarim. Terlihat Habib Muhammad Abdullah Alidrus, Habib Alwi Alidrus, Syekh Umar Abubakar Alkhotib dll. Tidak hanya pelajar Indonesia akan tetapi banyak dari santri Afrika, Syria, dan juga Yaman.
Berlangsung setelah acara maulid mingguan di Darul Mushtofa (asuhan Al-Habib Umar bin Hafidz) acara ini dibuka dengan pembacaan maulid yang dipimpin langsung oleh para pelajar Indonesia. Kemudian berlanjut acara pada sambutan-sambutan. Sambutan pertama dikemukakan oleh ketua Pelajar Indonesia wilayah Madura yang berada di Darul Mushtofa. Ia mengemukakan bahwa hubungan antara Hadhramaut dengan Indonesia khususnya wilayah Madura sudah terjalin sejak dulu. Karena dakwah para awliya dari tanah Hadhramaut masuk ke Pulau Madura. Ia pun mengungkapkan bahwa Pelajar Indonesia dari Madura berjumlah sekitar 30 orang di Pondok Daarul Mushtofa, “Pelajar Madura berjumlah 30 orang di Daarul Mushtofa beserta furu’nya.” Papar Muhammad Ismail.
Kemudian acara pun dilanjutkan dengan Mau’idzoh Hasanah. Yang pertama oleh Habib Alawi Abdullah Al-idrus. Beliau mengungkapkan tentang mahabbah atau cinta. Pada mau’idzohnya mengatakan bahwa ahli Madura adalah Ahli Mahabbah. Sampai beliau bercerita suatu ketika ada pelajar Indonesia yang dari Madura bertamu ke Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz. Kemudian beliau bertanya, “Kamu asal mana?”. Dijawab oleh santri tersebut, “Saya dari Madura.” Sesaat beliau berkata “Sungguh saya mencium mahabbah (Cinta) dari orang Madura.”
Setelah mau’idzoh pertama dilanjutkan mau’idzoh ke dua oleh Habib Muhammad Abdullah Alidrus. Tak jauh berbeda, beliau pun berdawuh tentang mahabbah. Banyak sekali para pecinta mengungkapkan cintanya pada Sang Kekasih Nabiyyuna Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. Ada yang menggunakan kasidah, bait-bait syi’ir, nasyid, tarikh, syamail, dll. Tapi paling afdhol (yang terutama dari yang utama) pengungkapan cinta adalah melalui mengikuti akhlak-akhlak Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau berkata, “Afdholut ta’biir hua akhlaaq.” Semoga kita bisa meniru akhlak-akhlak beliau yang lembut. Penuh dengan kasih sayang. Penuh dengan cinta.
Setelah mau’idzoh ke dua acarapun dilanjutkan oleh pembacaan Surat Yaasin yang dipimpin langsung oleh Syekh Umar Abubakar Alkhotib. Di mana pembacaan Surat Yaasin ini ditujukan untuk para awliya tanah Jawa wabil khusus para Wali Songo dan Masyayikh Madura. Acara pun ditutup do’a oleh Habib Muhammad Abdullah Alidrus.
Setelah tuntas terlaksana seluruh rangkaian acara para hadirin pun bergegas membuat lingkaran halaqah berjumlah enam orang. Para malaikat barakah pun berdatangan membawa baki bertengger ayam dilapisi sambal khas dari Madura. Sambal Kacang. Yang dibikin khas oleh tangan-tangan para Pelajar Indonesia di Hadhramaut.
Pelajar Hadhramaut terampil dan kreatif yah!. ๐ (red/azhari)
Ekspos Sejarah Hadhramaut, PPI adakan Rihlah Ilmiah
Berekspedisi menelusuri lorong dan lembah Hadhramaut tidak akan ada habisnya. Negeri tua ini masih menyimpan ribuan misteri dan sejarah. Baik sejarah di era pra-islam maupun sejarah setelah masuknya Islam masih tersimpan rapi di Hadhramaut.
Kamis (25/11), Perhimpinan pelajar Indonesia (PPI) Hadhramaut mengadakan rihlah ilmiyah ke beberapa tempat bersejarah di Kota Seiyun. Rihlah ilmiah ini sangat diminati oleh mahasiswa Hadhramaut terkhusus mereka yang cinta akan sejarah dan budaya. Hal ini bisa dilihat dari jumlah peserta rihlah yang mencapai 62 orang.
Tempat yang dikunjungi diantaranya, museum Al-Katsiry (Qashr Seiyun) yang di dalamnya menyimpan ratusan bahkan ribuan barang antic yang tak ternilai harganya. Salah satunya ialah bentuk tulisan pribumi pra-islam yang diukir di bebatuan. Tulisan kuno ini mereka namakan dengan Abjadiyah Al-Arabiyah Al-Janubiyah Al-Qadimah (Ancient South Arabian Alfhabet), ukiran dan bentuknya sedikit mirip dengan peradaban Mesir kuno.
Setelah note-book dipenuhi catatan ilmiyah sejarah, ketua PPI Hadhramaut, Jihadul Muluk Khalwat, memberi cindera mata untuk Amin Qashr (juru kunci museum) dan memberikan ucapan terima kasih atas pemanduannya selama di dalam museum.
Ekspedisi masih berlanjut ke lokasi berikutnya yang tak kalah pentingnya dalam sejarah Hadhramaut, yaitu Qubah Al-Habsyi. Ialah salah satu tempat bersejarah dengan didirikannya rubat (pesantren) pertama di Hadhramaut, yang mengkader serta menghasilkan para ulama yang telah menjalar keilmuannya seantero dunia.
Di kawasan kubah Al-Habsyi, tepatnya di lokasi rubat, didirikan juga didalamnya gambaran empat masjid yang masyhur didunia islam; masjid Makkah Al-Mukarramah, masjid Nabawiy, masjid Al-Aqhsa dan masiid Al-Azhar Al-Syarif yang lengkap disertai kubah masjid masing-masing. Jika masuk kedalamnya, terlihat mirip sekali dengan bentuknya yang asli. Di dalamnya terdapat pula mihrab ulama-ulama terdahulu. Tak heran jika para mahasiswa menunaikan shalat Ashar berjamaโah di masjid Al-Aqsha, dengan harapan meneguk berkah masjid muqaddas tersebut.
Last road yang akan mengakhiri ekspedisi kali ini adalah lokasi Kastel Fales, yang dimeriahkan dengan door prize in Fales Castle. Ketua Forum Lingkar Pena Hadhramaut (FLP-H), Taufia Ibnu Karim, turut memeriahkan acara dengan mengadakan lomba menulis bertemakan โHadhramautโ yang digelar langsung di area Kastel Fales, dan endingnya di menangkan oleh tiga peserta mahasiswa Al-Ahgaff. (Red. k-oz4L)